Minggu, 13 Oktober 2019

Measurement Gis

Measurement (Pengukuran)

Pengukuran merupakan metode yang digunakan untuk menghitung jumlah dari point, panjang dari line, dan luas (area) atau keliling (perimeter) dari polygon. 

Jenis Measurement (Pengukuran)
  • Raster GIS Measurement
  • Vector GIS Measurement


Raster GIS Measurement

1. Pythagorean Distance / Euclidean Distance
Menghitung panjang atau jarak antara dua titik menggunakan rumus pythagoras.

2. Manhattan Distance
Menghitung panjang atau jarak antara dua titik dengan menghitung jumlab sel yang dilalui oleh garis tersebut.

3. Proximity Distance
Menghitung panjang atau jarak antara dua titik dengan perkiraan. Proximity mirip dengan pythagorean, tetapi diterapkan pada setiap pixel. 

4. Perimeter and Area
Menghitung keliling (perimeter) dan luas (area) dari sebuah polygon dengan menggunakan rumus geometri dengan satuan cell unit.

contoh dari masing-masing pengukuran:

(a) Pythagorean Distance, (b) Manhattan Distance, (c) Proximity Distance, (d) Perimeter and Area

Vector GIS Measurement

Pada pengukuran vektor, pengukuran panjang atau jarak menggunakan rumus pythagoras, dan pengukuran luas dan keliling menggunakan rumus geometri.

contoh pengukuran vektor:



Query

Query merupakan cara untuk mengambil data pada database. Beberapa operator boolean yang sering digunakan untuk menggabungkan beberapa query dengan kondisi yang diperlukan.


Reclassification (Reklasifikasi)

Reklasifikasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengklasifikasi ulang data spasial dari yang detail dan kelasnya banyak menjadi semi detail dan kelasnya lebih sedikit.

Contoh reklasifikasi:


Buffering and Neighborhood Function

Buffering merupakan metode penentuan area interest atau berkepentingan yang ada di sekitar entitas geografis. Biasanya buffering digunakan pada data vektor, sedangkan Neighborhood function merupakan metode buffer yang digunakan pada data raster. 

Pada data raster, zona interest dibuat menggunakan proximity approach, dimana pendekatan ini akan menghasilkan lapisan data raster baru yang atribut setiap selnya merupakan pengukuran jarak.

Buffering Data Vektor
Proximity Approach 
Contoh Buffering:


Integrating Data / Map Overlay

Integrasi Data merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggabungkan 2 variabel atau lebih untuk menghasilkan satu variabel baru. 

Integrasi Pada Data Vektor



Integrasi Pada Data Raster



Contoh Integrasi Data:


Interpolasi Spasial

Interpolasi spasial merupakan suatu prosedur untuk memperkirakan nilai properti dalam area yang tertutup pada pengamatan yang ada.

Metode Interpolasi

  • Local or Global Interpolation, Menggunakan Sample dari titik kontrol (Local) atau Menggunakan semua titik pada daerah titik kontrol (Global).
  • Exact or Approximate, Memprediksi nilai titik kontrol yang nilainya sama dengan pada saat observasi (Exact) atau yang nilainya tidak sama (Approximate).
  • Gradual or Abrupt, Interpolasi yang menghasilkan perubahan bertahap (Gradual) atau mendadak/tiba-tiba (Abrupt).
  • Deterministic or Stochastic, Interpolasi tidak memiliki nilai error (Deterministic) atau memiliki nilai error (Stochastic) pada nilai prediksi yang dilakukan

Thiessen Polygon (Voronoi Polygon)

Thiessen polygon merupakan metode interpolasi yang tepat untuk mengasumsikan bahwa nilai lokasi yang bukan sample sama dengan nilai titik sample terdekat. Dibuat dengan membagi garus yang menghubungkan titik neighborhood, kemudian menggambar bisektor tegak lurus, lalu menggunakan bisektor tersebut untuk merakit tepi polygon.

Triangulated Irregular Network (TIN)

TIN merupakan cara yang elegan untuk membangun permukaan dari satu set spaced data point.

Analisa Permukaan (Surface)

Analisa permukaan dapat dilakukan dengan 2 langkah, yaitu:

1. Menghitung Slope dan Aspect
Slope merupakan kecuraman atau gradien dari unit yang biasanya diukur sebagai sudut dalam ukuran derajat sebagai presentasi. Sedangkan Aspect merupakan arah yang dihitung dari derajat utara.

Perhitungan Slope dan Aspect:
  • Raster



  • Vector, menggunakan persamaan linear ketika TIN dihasilkan. persamaan tersebut menghitung slope dan aspect dari segitiga individu yang dibentuk TIN.

2. Analisa Visibilitas, yaitu identifikasi area yang dapat dilihat dari titik tertentu permukaan.

Selasa, 08 Oktober 2019

Analisis Spasial Dalam SIDS


Analisis Spasial Dalam SIDS

Analisis spasial merupakan kumpulan – kumpulan dari teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pengolahan data SIG. Hasil dari analisis data spasial sangat bergantung dari lokasi atau tempat di mana objek sedang dianalisis. Selain itu, analisis spasial juga bisa diartikan sebagai teknik – teknik yang dapat digunakan untuk meneliti dan juga mengeksplorasi dari dari sudut pandang keruangan. Semua teknik ataupun pendekatan perhitungan secara matematis yang berhubungan dengan data keruangan atau spasial dilakukan dengan menggunakan fungsi analisis spasial.

Analisis spasial adalah teknik ataupun proses yang melibatkan beberapa atau sejumlah fungsi perhitungan serta evaluasi logika matematis yang dapat dilakukan pada data spasial, dalam rangka untuk memperoleh nilai tambah, ekstraksi serta informasi baru yang beraspek spasial. Analisis spasial cukup luas ruang lingkupnya. Salah satunya terdapat pada SIG atau Sistem Informasi Geografis.

Fungsi Analisis Spasial

Menurut Eddy Prahasta (2009), fungsi dari analisis spasial yaitu:
Klasifikasi (reclassify), yaitu suatu kegiatan yang mengklasifikasikan kembali suatu data hingga pada akhirnya menjadi sebuah data spasial yang baru dan berdasarkan pada kriteria atau atribut tertentu.
Jaringan atau Network, yaitu sebuah fungsionalitas yang merujuk pada data – data spasial titik- titik ataupun garis – garis sebagai jaringan yang tidak terpisahkan.
Overlay, merupakan fungsionalitas yang menghasilkan layer data spasial baru, di mana layer tersebut merupakan hasil dari kombinasi minimal dua layer yang menjadi masukkannya.
Buffering, adalah fungsi yang akan menghasilkan layer spasial baru menghasilkan layer data spasial baru dengan bentuk poligon serta memiliki jarak tertentu dari unsur – unsur spasial yang menjadi masukkannya.
3D Analysis, fungsi ini terdiri atas sub – sub fungsi yang berkaitan dengan presentasi data spasial yang terdapat di dalam ruang 3 dimensi atau permukaan digital.
Digital Image Processing, untuk fungsionalitas ini nilai ataupun intensitas dianggap sebagai fungsi sebar atau spasial.

Pengukuran untuk analisis spasial dapat dilakukan dengan cara fungsi pengukuran. Fungsi pengukuran yang dimaksud di sini yaitu:
Jarak Pengukuran, arti dari jarak yang dimaksud yaitu menghitung jarak antara dua titik. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan meng-klik kedua titik tersebut atau dengan cara lain yaitu menggunakan query.
Luas Fungsi, luas yang tersebut dapat digunakan dalam menghitung luas suatu wilayah dari unsur – unsur spasial. Wilayah yang dimaksud dapat berupa poligon atau vektor dan juga wilayah yang memiliki tipe raster.
Keliling Fungsi, keliling ini dimanfaatkan untuk menghitung keliling atau parameter dari unsur – unsur spasial. Unsur – unsur ini yaitu poligon (vektor) dan raster.
Centroid Fungsi, adalah fungsi yang digunakan untuk menentukan koordinat titik pusat yang berasal dari unsur – unsur spasial yang memiliki tipe poligon atau raster.
Kedekatan Fungsi, merupakan fungsi untuk menghitung jarak dari suatu titik, garis dan juga batas poligon. Salah satu kedekatan fungsi yang paling sering digunakan yaitu buffer. Buffer merupakan adalah analisis spasial yang nantinya menghasilkan unsur – unsur spasial yang bertipe poligon. Contoh dari fungsi buffer terdapat pada overlay.

Jenis-Jenis Analisis Spasial

Pada pelaksanaannya, analisis spasial dapat dilakukan dengan jenis – jenis tertentu. Masing – masing jenis memiliki fungsi dan juga penggunaan yang berbeda – beda. Jenis – jenis dari analisis spasial berupa query basis data, pengukuran, fungsi kedekatan, model permukaan digital, klasifikasi, overlay, dan juga pengubahan unsur – unsur spasial query basis data. Query basis data sendiri digunakan untuk memanggil atau mendapatkan kembali atribut sebuah data tanpa harus mengganggu atau mengubah data yang sudah ada sebelumnya.

Fungsi dari query basis data yaitu dapat dilakukan dengan cukup mudah, cukup menekan feature yang diinginkan. Namun, untuk query yang lebih lengkap dan kompleks, dapat menggunakan pernyataan kondisional (conditional statement). Pernyataan ini ternyata melibatkan beberapa operasi logis yaitu, AND, NOT, OR, XOR.

Analisis Spasial Dalam SIG (Sistem Informasi Geografi)

Sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu, apa itu SIG. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem di dalam komputer (SBIS) yang digunakan untuk memasukan atau capturing, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan juga menampilkan data – data yang memiliki hubungan dengan posisi di permukaan bumi. Selain itu, Sistem Informasi Geografi juga mempunyai arti sebagai sebuah sistem informasi yang dibuat untuk bekerja dengan menggunakan data yang bereferensi spasial atau memiliki koordinat geografi. SIG sendiri merupakan salah satu sistem yang cukup kompleks, pada umumnya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer lainnya pada tingkat fungsional dan juga jaringan atau network.

Analisis dalam SIG mempunyai beberapa metode – metode pendekatan. Secara umum terdapat dua macam metode yang digunakan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Untuk pendekatan kuantitatif sendiri terbagi menjadi tiga macam cara yaitu secara binary, berjenjang dan berjenjang tertimbang.
Metode Kualitatif

Metode pendekatan ini dapat diterapkan sebagai salah satu metode analisis yang terdapat di SIG. Data yang diperlukan berasal dari data spasial yang mempunyai klasifikasi data yang bersifat kualitatif. Contohnya dapat berupa peta yang mempunyai tingkatan data kualitatif yaitu peta penggunaan lahan.

Metode Kuantitatif
Metode Kuantitatif Binary

Pendekatan ini menggunakan operasi logika AND yang terdapat di dalam alogaritma. Sehingga dalam pengharkatan terhadap parameter kelas yang digunakan, hanya dua kelas yaitu nilai 1 (diterima) dan nilai 0 (tidak diterima). Setiap parameter yang digunakan, terlebih dahulu harus dinilai apakah diterima atau tidak diterima suatu kelas parameter.
Metode Kuantitatif Berjenjang

Pendekatan kuantitatif ini memberikan nilai yang sama untuk setiap komponen dalam menganalisis. Setiap komponen yang digunakan mempunyai harkat yang sama untuk dianalisis, dengan berasumsi bahwa setiap komponen memiliki pengaruh yang sama terhadap objek yang dianalisis. Namun, pendekatan ini mempunyai faktor – faktor pembatas untuk setiap parameter. Akan tetapi, faktor pembatas tidak bersifat mutlak namun berjenjang dengan tingkatan kelas dan nilai yang berbeda – beda.

Metode Kuantitatif Berjenjang Tertimbang

Pendekatan ini tetap memberikan nilai pengharkatan, tetapi menggunakan bobot yang berbeda untuk setiap variabel yang digunakan dalam menganalisis. Pemberian bobot bergantung pada besar atau kecilnya pengaruh variabel tersebut yang terdapat pada tema analisis. Metode ini juga memberikan asumsi, jika setiap variabel mempunyai pengaruh yang berbeda tergantung dari tujuan objek yang dianalisis.

Demikian penjelasan mengenai fungsi analisis spasial. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat untuk Anda.

SMBD Data Spatial


Sistem Manajemen Basis Data Pada SIDS

Basis data itu Greader merupakan wadah yang terdiri dari kolom dan tabel tempat menyimpan kumpulan data atau informasi. Sebuah basis data itu Gredaerdapat diakses dan dikelola menggunakan software pengolah basis data yaitu Data Base Manajemen System (DBMS) atau Sistem Manajemen Basis Data (SMBD). SIG atau sistem informasi geografis merupakan sistem yang ada di komputer yang bisa digunakan untuk membuat, menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis.

Fungsi dari sistem informasi geografis adalah:

Bank Data terpadu, yang menyatukan data spasial dan tidak spasial pada relational DBMS.
Sistem analisi dan modeling, yang berfungsi menjadi sarana perbaian potensi wilayah dan perencanaan spasial.
Sistem pengelolaan yang berdasarkan pada geografis, yang berfungsi mengolah operasional dan admnistrasi yang bersumber dan berdasar posisi geografis.
Sistem pemetaan otomatis berkomputer, yang mana bisa menyajikan peta sesuai kebutuhan.

SIG mampu menggambarkan data geografis sehingga fungsi diatas dapat berjalan dengan baik. Data geografi yang digambarkan oleh SIG berupa.
Data spasial yang memiliki keterikatan dengan letak pada koordinat tertentu.
Data non spasial yang tidak memiliki keterikatan dengan letak posisi berupa nama, warna dan sebagainya.
Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.

Data spasial dan informasi geografis saling terhubung oleh SIG mengenai atribut tertentu ada peta. Contohnya yaitu objek titik, garis, atau poligon pada peta. Informasi ini disebut fitur atau ciri – ciri dari atribut yang ditamppakkan secara grafis.

Komponen Sistem Informasi Geografis:

Input data yaitu langkah pengkodean data menjadi suatu bentuk yang dapat dipahami komputer dan menuliskannya kedalam basis data SIG. Terdapat dua type data saja yang dapat dimasukan kedalam SIG yaitu data spasial dan non-spasial. Untuk menampilkan lokasi geografis maka tipe yang digunakan adalah data spasial. Sedangkan untuk menampilkan gambaran atau deskripsi seperti nama jalan, nama hutan dan lain sebagainya maka tipe yang digunakan adalah data non-spasial.

Manajemen data yang berisi fungsi untuk memanggil dan menyimpan data. Data yang diinput diolah sedemikian rupa didalam sistem database. Basis data memiliki model data yaitu organisasi konseptual yang berada dalam basis data. Model data terdiri dari model hirarki, model jaringan dan model data relasional.

Manipulasi dan analisis data yang mengolah data semaksimal mungkin untuk mendapatkan informasi dari SIG. Perubahan bentuk dan proses analisis dengan cara membuat penalaran dari data spasial dan non-spasial yang berupa deretan data grafis maupun hubungan data grafis dan atribut.

Penyajian Data yang merupakan langkah untuk menampilkan informasi dari SIG menjadi bentuk yang diharapkan user. Output data ditampilkan dalam bentuk printing dan softfile. Output dalam format printing atau hardfile berupa tampilan tetap, yang dicetak pada kertas, film fotografik atau material lain. Output dalam softfileditampilkan melalui layar monitor baik berupa teks atau grafik guna melihat hasil analisis sebelum dicetak secara permanen.

Seiring berkembang pesatnya teknologi kini Manajemen Basis Data sudah menjadi sistem penting bagi SIG . beberapa data yang valid juga mengungkapkan bahwa Manajemen Basis Data memperoleh biaya dari sebagian sistem software sistem informasi geografis. Karena Sistem Informasi Geografis (SIG) dimiliki oleh Manajemen Basis Data dan Sistem Informasi Geografis juga membutuhkan SMDB ini untuk menjalankan fungsi – fungsinya.